masyarakat sekarang dituntut pinter, pinter ambil informasi,
pinter nyari duit, pinter menghadapi situasi.
.
.
ada berita buruk atau bersifat negatif jangan langsung di share, coba jadi pinter, pastikan dulu kebenarannya "ntah bagaimana caranya mungkin temen2 ada yang bisa bantu" atau yah cuek aja namanya pemerintahan pasti banyak politiknya "tapi mesti diam dan cuek ya? sampai hancur semua baru nyesel :( gak tau dah ".
.
.
ekonomi negara lagi gunjang ganjing, yah kita mesti juga pinter, pinter nyari duit, emangnya negara yang kasih kita duit? enggak kan? kita mesti kerja 2 kali lipat, kalau udah kerja dan masih kurang memenuhi kebutuhan yah pinter-pinter lah cari tambahan kerja sampingan kalau perlu gak tidur sekalian 24 jam cari makan. "nah ini kayaknya untuk masyarakat yang pinter aja nih kalau masyarakat kurang pinter gimana? emangnya sama semua kepintaran manusia dalam sebuah negara?"
.
.
situasi sulit, harga bahan pokok dll semua mencekik, lagi2 kita dituntut pinter, bagi ibu2 dituntut bilangin anaknya jangan makan banyak2 apa2 mahal, daging mahal, cabai mahal semua mahal, atau yah ganti aja lauknya gak usah pakai daging pakai tempe aja, menghitung harga tempe masih stabil. "kasihan anak2 yang butuh gizi cukup dalam masa ini harap dimaklumi, tapi kepikiran gak kalau 60% anak2 indonesia kurang gizi beberapa tahun kedepan apa efeknya"
dan bagi bapak2 yang merokok, daripada beli rokok bagus beli sembako pak...
.
.
tapi pinter aja apa cukup?
ya enggak lah pinter tapi kalau gak kerja gak berkarya, gak usaha sama aja bohong.
.
.
saat ini kita gak bisa nuntut pemerintah, tapi pemerintah bisa nuntut kita, sampai ada orang2 yang pinter di indonesia ini bilang kalau haji dan umroh gak usah ada lagi, di alokasikan aja dananya buat infrastruktur dan lain sebagainya untuk negara, (sungguh luar biasa baru tahu ane kalau naik haji itu pemerintah yang bayarin dan pemerintah bisa bangkrut kalau gak dihentikan)
.
.
jadi kerja pemerintah nuntut rakyat? nah saya kurang tahu nih ujung dan dasar undang undang dasarnya. mungkin ada yang lebih paham, karena kita sebagai warga negara yang baik nurut aja dah ama pemerintah.
.
.
nah selain pinter kita juga kudu pandai minterin, minterin segala apa yang dibuat pemerintah itu adalah bagus, loh kok gitu? yah bagi yang masih positive (pinter) mikirnya gini "gak mungkin orang2 pejabat pemerintah yang pinter2 mau mengibuli mengakali masyarakat kecil, sedang, besar, semua kebijakan pasti berpihak untuk rakyat, kalau gak untuk rakyat yah negara, kalau gak negara nah ini kurang tahu saya...". tapi bagi yang negatif juga dituntut kudu pinter minterin.
(nah ini apa lagi ?) ia saya kasih analogi wesite 140 Milyar. bagi orang yang pinter pasti jawabnya kemahalan, yah emang pasti mahal, tapi ambil sikap minterin "bilang aja wah murah ya..." jadi si pelaku pejabat teras dan lain2 merasa hahaha saya hebat dan gak merasa salah. nah masyarakat yang pinter minterin pasti merasa ada yang aneh harus segera usut, untuk di investigasi... karena apa? karena kalau kita udah heboh duluan, apapun itu beritanya, walau salah pasti ada klarifikasinya, bukan ini bukan itu walau sudah di investigasi pasti hasilnya berubah...
cuman sayangnya masyarakat pinter minterin ini gak punya kuasa jadi yah sama aja buat laporan pun mungkin hanya jadi kertas di kedai sampah.
.
.
sampai disini dulu maaf dah kepanjangan akhir kata tinggal kita sebagai masyarakat, mau jadi pinter aja atau pinter minterin, mau perduli atau cuek, mau kerja atau gak mau kerja, mau positif atau negatif. harapan kita masih sama semoga indonesia menjadi lebih baik lagi, bukan hanya untuk kita tapi anak cucu keturunan kita juga...
dari saya : masyarakat yang perlu banyak belajar
pinter nyari duit, pinter menghadapi situasi.
.
.
ada berita buruk atau bersifat negatif jangan langsung di share, coba jadi pinter, pastikan dulu kebenarannya "ntah bagaimana caranya mungkin temen2 ada yang bisa bantu" atau yah cuek aja namanya pemerintahan pasti banyak politiknya "tapi mesti diam dan cuek ya? sampai hancur semua baru nyesel :( gak tau dah ".
.
.
ekonomi negara lagi gunjang ganjing, yah kita mesti juga pinter, pinter nyari duit, emangnya negara yang kasih kita duit? enggak kan? kita mesti kerja 2 kali lipat, kalau udah kerja dan masih kurang memenuhi kebutuhan yah pinter-pinter lah cari tambahan kerja sampingan kalau perlu gak tidur sekalian 24 jam cari makan. "nah ini kayaknya untuk masyarakat yang pinter aja nih kalau masyarakat kurang pinter gimana? emangnya sama semua kepintaran manusia dalam sebuah negara?"
.
.
situasi sulit, harga bahan pokok dll semua mencekik, lagi2 kita dituntut pinter, bagi ibu2 dituntut bilangin anaknya jangan makan banyak2 apa2 mahal, daging mahal, cabai mahal semua mahal, atau yah ganti aja lauknya gak usah pakai daging pakai tempe aja, menghitung harga tempe masih stabil. "kasihan anak2 yang butuh gizi cukup dalam masa ini harap dimaklumi, tapi kepikiran gak kalau 60% anak2 indonesia kurang gizi beberapa tahun kedepan apa efeknya"
dan bagi bapak2 yang merokok, daripada beli rokok bagus beli sembako pak...
.
.
tapi pinter aja apa cukup?
ya enggak lah pinter tapi kalau gak kerja gak berkarya, gak usaha sama aja bohong.
.
.
saat ini kita gak bisa nuntut pemerintah, tapi pemerintah bisa nuntut kita, sampai ada orang2 yang pinter di indonesia ini bilang kalau haji dan umroh gak usah ada lagi, di alokasikan aja dananya buat infrastruktur dan lain sebagainya untuk negara, (sungguh luar biasa baru tahu ane kalau naik haji itu pemerintah yang bayarin dan pemerintah bisa bangkrut kalau gak dihentikan)
.
.
jadi kerja pemerintah nuntut rakyat? nah saya kurang tahu nih ujung dan dasar undang undang dasarnya. mungkin ada yang lebih paham, karena kita sebagai warga negara yang baik nurut aja dah ama pemerintah.
.
.
nah selain pinter kita juga kudu pandai minterin, minterin segala apa yang dibuat pemerintah itu adalah bagus, loh kok gitu? yah bagi yang masih positive (pinter) mikirnya gini "gak mungkin orang2 pejabat pemerintah yang pinter2 mau mengibuli mengakali masyarakat kecil, sedang, besar, semua kebijakan pasti berpihak untuk rakyat, kalau gak untuk rakyat yah negara, kalau gak negara nah ini kurang tahu saya...". tapi bagi yang negatif juga dituntut kudu pinter minterin.
(nah ini apa lagi ?) ia saya kasih analogi wesite 140 Milyar. bagi orang yang pinter pasti jawabnya kemahalan, yah emang pasti mahal, tapi ambil sikap minterin "bilang aja wah murah ya..." jadi si pelaku pejabat teras dan lain2 merasa hahaha saya hebat dan gak merasa salah. nah masyarakat yang pinter minterin pasti merasa ada yang aneh harus segera usut, untuk di investigasi... karena apa? karena kalau kita udah heboh duluan, apapun itu beritanya, walau salah pasti ada klarifikasinya, bukan ini bukan itu walau sudah di investigasi pasti hasilnya berubah...
cuman sayangnya masyarakat pinter minterin ini gak punya kuasa jadi yah sama aja buat laporan pun mungkin hanya jadi kertas di kedai sampah.
.
.
sampai disini dulu maaf dah kepanjangan akhir kata tinggal kita sebagai masyarakat, mau jadi pinter aja atau pinter minterin, mau perduli atau cuek, mau kerja atau gak mau kerja, mau positif atau negatif. harapan kita masih sama semoga indonesia menjadi lebih baik lagi, bukan hanya untuk kita tapi anak cucu keturunan kita juga...
dari saya : masyarakat yang perlu banyak belajar
Komentar